Welcome to My Blog :)

Selasa, 15 April 2014

Surat Kabar Cetak Mati? Mungkinkah?



Direktur Eksekutif Serikat Perusahaan Pers pusat Asmono Wikan mengungkapkan tren digitalisasi atau online saat ini membuat segala hal yang berbau cetak sudah tidak relevan lagi sehingga bisnis media cetak mulai tidak disukai oleh pembaca. Berdasarkan pantauan SPS tren online yang membuat industri percetakan meredup karena eksistensi kalah dengan media lainya terutama dengan media online
Lebih jauh dia mengatakan meredupnya industri  media cetak itu bisa dibuktikan dengan hasil sirkulasi yang tumbuh sangat memprihatinkan yakni hanya 0,25 persen saja dari 1200 surat kabar yang ada di Indonesia. Ada beberapa negara yang masih bisa mempertahankan media cetak meski sirkulasinya sangat sedikit yaitu India, China dan Berazil. http://www.bengkuluonline.com
Ditanya mengenai meredupnya surat kabar cetak Mahasiswa Komunikasi IPB Arini Puspita mengatakan bahwa sesungguhnya surat kabar cetak tidak berada diambang kematian. Hal ini karena sesungguhnya tergantung kepada individu yang ingin membacanya. Surat kabar cetak lebih mudah didapat dibanding dengan surat kabar online dan  lebih praktis, tanpa harus membuka gadget ataupun mengisi pulsa untuk bisa mengakses berita.
Berbeda halnya dengan Febri Anggraeni Mahasiswa Komunikasi IPB yang mengatakan bahwa memang benar sekarang surat kabar cetak sudah beada diambang kematian, hal ini terlihat dari semakin banyaknya situs berita online yang saat ini ada. Tidak hanya itu melalui surat kabar online kita dapat mengetahui suatu peristiwa dengan cepat, walau berita yang didapat tidak seaktual dari surat kabar cetak.
Melihat dari hasil pantauan SPS yang membuat industri percetakan meredup dikarenakan eksistensinya kalah dengan media online, memang benar adanya. Media online lebih cepat mempublikasikan berita dan pada saat itu juga bisa diakses oleh penggunanya, sedangkan media cetak harus menunggu keesokan hari untuk kita bisa membacanya. Walaupun begitu, berita di media cetak lebih akurat dari pada di media online.
Meredupnya industri media cetak dibuktikan dengan hasil sirkulasi yang sangat memprihatinkan yakni hanya 0,25 persen dari 1200 surat kabar yang ada.  Hanya seperempatnya saja koran yang dapat terjual dan diakses oleh masyarakat di Indonesia, berbeda halnya dengan negara lain seperti India, China dan Berazil, walaupun jumlahnya tak jauh berbeda dengan Indonesia, tetapi mereka menggunakan surat kabar cetak untuk mendapatkan berita sehingga surat kabar cetak tetap berjaya, walau hanya dikalangan tertentu. Berbeda halnya dengan di Indonesia kebanyakan masyarakat indonesia lebih memilih surat kabar online untuk mengakses informsi, dengan alasan aksesnya lebih mudah dan lebih cepat mengetahui tentang peristiwa yang terjadi.
Surat kabar cetak bisa dikatakan berada diambang kematian, hal ini terlihat dari semakin berkurangnya masyarakat yang menggunakan surat kabar cetak untuk memperoleh informasi mengenai sebuah peristiwa. Kebanyakan mereka lebih memilih mengakses berita melalui media online, hal ini didukung oleh adanya teknologi yang semakin canggih, yang dapat memudahkan untuk mengakses informasi terbaru dengan cepat dan dapat diperbaharui apabila ada kekurang informsi. Walaupun surat kabar online lebih cepat dalam mempublikasikan berita namun surat kabar cetak lebih akurat dan mendetail dalam menyajikan suatu informasi, sehingga tidak akan terjadi kesalahan informasi yang diterima oleh masyarakat.
Surat kabar cetak maupun surat kabar online memiliki ciri khas serta kelemahan dan kelebihan tersendiri. Walaupun sekarang surat kabar online lebih diminati oleh masyarakat, namun tetap masih ada kalangan yang lebih memilih surat kabar cetak untuk memperoleh informasi. Dengan demikian diharapkan surat kabar cetak maupun surat kabar online dapat berjalan beriringan tanpa harus adanya yang harus gulung tikar. 
Itulah pekerjaan saya mengenai opini surat kabar cetek diambang kematian yag merupakan tugas dari Mata Kuliah Teknik Penulisan Media Cetak. Semoga bermanfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar